Setelah dilakukan pencabutan, terlihat bahwa umbi bawang sebenarnya tumbuh dengan baik. Tapi karena dicabut lebih awal, pertumbuhannya belum sempurna, belum dewasa kalau diibaratkan manusia. Berikut Penampakannya.:
Friday, 26 June 2015
Panen Bawang Putih dan Bawang Merah
Sunday, 21 June 2015
Membuat Pupuk Cair dari Buah Busuk
Dapet ilmu dari web Serikat Petani Indonesia nih :
Membuat pupuk buah cair
Selain menggunakan buah-buahan yang sudah membusuk, pupuk cair juga bisa dibuat dari bahan yang mempunyai unsur-unsur yang mudah atau bisa terurai di dalam air lainya seperti pupuk hewan (kambing, domba, kelinci atau ternak lainnya), daun-daunan (terutama dari kacang-kacangan) dan kompos. Adapun cara membuat pupuk organik cair dari buah-buahan adalah sebagai berikut:
Bahan dan Alat:
- Buah-buahan busuk yang tidak termakan sekitar 1 karung
- 1 kg gula pasir
- 1 karung plastik dan ember besar
- Pisau dan telenan
- Air cucian beras secukupnya
- Air secukupnya
- Potong-potong buah-buahan ukuran kecil dan masukkan dalam karung
- Ikat karung plastik dan rendam dalam ember, tambahkan air sampai karung terrendam semua
- Larutkan gula dalam ember dan tutup ember
- Biarkan dan peram 1-3 minggu atau lebih lagi, akan muncul gelembung udara menandakan mikroba telah hidup
- Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
- Jangan lupa tempel labelnya
Pemakaian pupuk cair adalah waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah perkecambahan Penggunaan pupuk cair adalah terutama untuk tanaman di persemaian atau di kebun kecil, karena jumlah pupuk cair terbatas. Waktu pemupukan sebaiknya pagi atau sore hari, sehingga pupuk cair tidak cepat menguap atau tidak hilang oleh hujan. Untuk menghindari supaya daun tanaman tidak terbakar encerkan pupuk cair. Mulailah dengan campuran yang paling encer terlebih dahulu misalkan dengan perbandingan 1 : 20 (1 liter pupuk cair : 20 liter air).
Sumber : http://www.spi.or.id/?p=4695
Perbandingan Media Tanam 100% dengan Media Tanam dicampur Tanah dan Stereofoam
Gambar di samping adalah bayam yang Ayah semai di media tanam yang Ayah dan Naira beli tempo hari. Tidak ada campuran, 100 % hanya media tanam saja. Mayoritas tumbuh dengan daun sebanyak dua helai.
Sedangkan gambar di samping adalah gambar polybag berisi bayam yang Ayah semai di media tanam dicampur tanah dan polybag. Mayoritas telah berdaun empat helai. Padahal saat menanam selisih sehari dengan polybag yang berisi media tanam 100%
Kesimpulannya : sebaiknya media tanam dicampur dengan tanah atau media tanam yang lain, karena selain untuk menghemat cost, dari hasil riset bayam menunjukkan tumbuhnya lebih cepat yang dicampur :D
Aromatic Ginger a.k.a Kencur
Foto di samping adalah hasil jepretan Ayah dari salah satu polybag yang beberapa minggu yang lalu ditanami sejenis jahe-jahean yang ada di kulkas bunda. Waktu itu kalo tidak salah mencoba menanam tiga siung, tapi ternyata sampai saat ini yang tumbuh ya satu ini aja. Trus tadi lupa sebenarnya ini jahe, kunir, apa kunyit? wkwkwk soalnya asal naruh aja. Akhirnya dengan sedikit mencuil siungnya dan menciumnya, disimpulkan bahwa ini adalah Kencur. Karena baunya sama dengan bau jamu yang biasa dibeli Naira di Pakde Jamu yang sering keliling perumahan. Jamu Beras Kencur. Semuga asi kencur bisa tumbuh hingga dewasa.
Saturday, 13 June 2015
Menanam Wortel dari Ujung Umbi
Hari ini Ayah melakukan satu eksperimen baru, yaitu menanam wortel dari umbi. Sebenarnya dulu waktu kecil ayah pernah melakukannya dan berhasil. Sekarang ia ingin mencobanya lagi. Tinggal potong ujung wortel yang akan dibuat sop oleh Bunda di dapur kira-kira sepanjang satu-inchi. Taruh di polybag. Mari kita tunggu perkembangannya :D
Bibit Wortel dan Bawang Putih Telah Tiba!
Friday, 12 June 2015
3 Jenis Tanaman dari Dapur di Kebun Naira
Jeruk Nipis
Tanaman ini sebenarnya telah lama ditanam di Kebun Naira, namun sempat mengalami pemindahan dari gelas kecil plastik ke polybag. Bijinya diambil dari jeruk nipis yang ada di dalam kulkas yang dibeli Bunda.
Bawang Merah
Kebun Naira pernah sekali memanen bawang merah, namun hanya satu dan umbi bawangnya kecil. Semoga tanaman kali ini menghasilkan bawang yag lebih besar
Bawang Putih
Ini adalah kali kedua Ayah menanam bawang putih. Kali pertama, saat daunnya dicabut, tidak ada umbi sama sekali di dalam tanahnya :D. Semoga kali ini lebih baik.
Tanaman ini sebenarnya telah lama ditanam di Kebun Naira, namun sempat mengalami pemindahan dari gelas kecil plastik ke polybag. Bijinya diambil dari jeruk nipis yang ada di dalam kulkas yang dibeli Bunda.
Bawang Merah
Kebun Naira pernah sekali memanen bawang merah, namun hanya satu dan umbi bawangnya kecil. Semoga tanaman kali ini menghasilkan bawang yag lebih besar
Bawang Putih
Ini adalah kali kedua Ayah menanam bawang putih. Kali pertama, saat daunnya dicabut, tidak ada umbi sama sekali di dalam tanahnya :D. Semoga kali ini lebih baik.
Monday, 8 June 2015
Indonesia Masih Mengimpor Bawang Merah
Tulisan ini saya copas dari artikel di detik.com tanggal 9 Juni 2015:
Impor bawang merah dalam tahun ini mencapai 6.106 ton atau setara dengan
US$ 1,9 juta. Rinciannya pada Februari bawang merah diimpor 836 ton
atau US$ 263 ribu. Kemudian berlanjut di bulan Maret sebanyak 1.872 ton
atau US$ 598 ribu dan April sebesar 3.398 ton atau US$ 1,1 juta.
Asal dari bawang merah impor tersebut adalah India. Bila pada tahun-tahun sebelumnya, Thailand dan Vietnam juga merupakan pemasok bawang merah ke dalam negeri.
Selain itu Indonesia juga masih rutin mengimpor bawang putih. Asalnya hanya dari Tiongkok dengan jumlah 32.960 ton atau US$ 23 juta. Akumulasi di 2015 adalah 140.723 ton atau US$ 98,2 juta.
Asal dari bawang merah impor tersebut adalah India. Bila pada tahun-tahun sebelumnya, Thailand dan Vietnam juga merupakan pemasok bawang merah ke dalam negeri.
Selain itu Indonesia juga masih rutin mengimpor bawang putih. Asalnya hanya dari Tiongkok dengan jumlah 32.960 ton atau US$ 23 juta. Akumulasi di 2015 adalah 140.723 ton atau US$ 98,2 juta.
Saturday, 6 June 2015
Meneggunakan Stereofoam Sebagai Campuran Media Tanam
Friday, 5 June 2015
Kompos dari Tanaman liar dan Ranting
Berawal dari rutinitas mencabuti tanaman liar di kebun Naira, terbersit ide untuk memanfaatkannya sebagai media tanam. Kenapa tidak? bahan-bahan organik seperti sterofoam aj bisa dijadikan media tanam, harusnya bahan-bahan organik seperti ranting dan daun tumbuhan juga bisa dung? Sedikit googling memberikan pemahaman bahwa Ada dua istilah untuk sisa tumbuhan yang menjadi media tanam subur, yakni Humus dan Kompos. Bedanya Humus terjadi secara alami sedangkan Kompos terbentuk karena campur tangan manusia. Karena itu mulai sekarang tanaman-tanaman liar yang dicabut tidak langsung dibuang, tapi disimpan dan dihancurkan untuk dibuat media tanam lagi.
Thursday, 4 June 2015
Prospek Peternakan Ayam Broiler
Violet, ayam kecil Naira yang baru dibeli dari pasar ternyata hanya berumur dua hari saja. Di hari kedua, anak ayam tersebut diterkam kucing, sampai mati. Padahal sudah mulai mengecek laba yang bisa dihasilkan dari beternak ayam broiler. Hehe..
Setelah googling, ternyata prospek beternak ayam pedaging sangat bagus loh, harga anak ayam yang saya beli Rp. 5000 ternyata saat masa panen kurang lebih dua bulan, harganya bisa mencapai 5 kali lipatnya (25 ribu, berdasarkan harga ayam potong per kilo gram di pasar). Istri saya juga mengamininya bahwa harga ayam potong di pasar memang segitu. Wow, keren juga yak dalam 2 bulan bisa dapet 5 kali lipatnya (ngecess)
Namun tentu saja banyak kendala yang harus dihadapi para peternak ayam broiler, misalnya masalah bau, masalah penyakit dan masalah-masalah lainnya. Tapi usaha ini sepertinya cukup menjanjikan untuk dijalankan saat nanti saya sudah tidak sibuk dalam pekerjaan, jadi dari sekarang harus mulai mencari-cari ilmunya. :D cayyooooooo!
Setelah googling, ternyata prospek beternak ayam pedaging sangat bagus loh, harga anak ayam yang saya beli Rp. 5000 ternyata saat masa panen kurang lebih dua bulan, harganya bisa mencapai 5 kali lipatnya (25 ribu, berdasarkan harga ayam potong per kilo gram di pasar). Istri saya juga mengamininya bahwa harga ayam potong di pasar memang segitu. Wow, keren juga yak dalam 2 bulan bisa dapet 5 kali lipatnya (ngecess)
Namun tentu saja banyak kendala yang harus dihadapi para peternak ayam broiler, misalnya masalah bau, masalah penyakit dan masalah-masalah lainnya. Tapi usaha ini sepertinya cukup menjanjikan untuk dijalankan saat nanti saya sudah tidak sibuk dalam pekerjaan, jadi dari sekarang harus mulai mencari-cari ilmunya. :D cayyooooooo!
Tuesday, 2 June 2015
Violet, Penghuni Baru Kebun Naira
Pagi ini saat membeli sarapan di pasar, si kecil ngambek dan minta dibelikan anak ayam. Jadilah satu anak ayam berwarna Ungu, sesuai permintaan Naira dibeli. Dia begitu antusias dengan hewan peliharaan barunya. Mulai dari membuat rumah untuk Violet, nama yang diberikan bunda untuk si anak ayam, sampai dengan membeli lampu untuk sumber kehangatannya saat malam hari Naira selalu mengikutinya. Ayah membeli tempat minum, Vitachiks (vitamin dan antibiotik untuk anak ayam) serta pakan konsentrat di toko burung di jalan menuju Sirojul Munir. Kemudian lampu, kabel serta colokan dibeli di depan perumahan.
Malam harinya violet tertidur di bawah lampu LED 3 watt dalam rumah kardusnya. Semoga dia bisa panjang umur, sehingga ikut mewarnai cerita-cerita dalam blog ini. Amiin. Setelah Naira dan ayamnya tertidur, Ayah menggunakan satu polybag untuk menanam bayam kembali. Ini adalah percobaan ketiga, setelah percobaan pertama gagal karena pertumbuhannya tidak sama karena pemindahan pot, serta percobaan kedua yang gagal karena dihabiskan oleh burung gereja saat berumur baru beberapa hari. Mari kita tunggu hasilnya! :D
Subscribe to:
Comments (Atom)